Salah satu masalah yang hingga saat ini masih menjadi problema utama
dalam dunia sepakbola adalah perihal tindakan rasis. Bahkan perlakuan
rasis ini tak hanya dilakukan oleh kelompok suporter, tapi juga
terkadang dilakukan oleh pesepakbola itu sendiri.
Salah satu pemain yang kerap mendapatkan perlakukan rasis adalah
striker kepunyaan OGC Nice, Mario Balotelli. Teranyar, striker 27 tahun
itu mendapat perlakuan rasis saat timnya berlaga di ajang Liga Prancis
menghadapi FCO Dijon pada 10 Februari 2018.
Saat itu, Balotelli
mencoba melaporkan perlakuaan tidak menyenangkan yang diterima olehnya
kepada wasit yang memimpin jalannya pertandingan. Namun, alih-alih
mendapat perlindungan, Balotelli justru diganjar kartu kuning.
Kesal
dengan perlakukan tersebut, Balotelli pun membulatkan tekad untuk
kembali ke Italia pada musim depan. Mantan striker AC Milan itu menilai
bahwa bermain di Italia akan lebih mudah baginya. Pasalnya, Balotelli
menilai bahwa Italia bukanlah negara yang rasis. Meskipun diakuinya
kalau ia terkadang masih menerima hal tidak menyenangkan tersebut di
sejumlah tempat di Italia.
Diakui oleh Balotelli bahwa adalah hal yang wajar jika terdapat
segelintir orang yang tidak suka kepadanya. Bahkan, striker berpaspor
Italia itu mengakui kalau perbuatannya kerap membuat jengkel
orang-orang. Namun, Balotelli merasa kalau perlakuan rasis yang didapat
olehnya telah di luar batas. Ia pun berandai-andai jika dirinya berkulit
putih, ia meyakini tak akan mendapat banyak masalah seperti sekarang
ini.
“Di beberapa stadion, orang-orang meneriakkan ‘Tidak ada orang
Italia yang hitam’ kepada saya. Namun, saya adalah bukti bahwa itu ada.
Bahkan jika saya orang Italia, lahir dan tumbuh di Italia, undang-undang
menyatakan bahwa saya hanya menjadi orang Italia begitu saya berusia 18
tahun,” ucap Balotelli, menukil dari Football Italia, Jumat (6/4/2018).
“Hukumnya salah, dan itulah mungkin mengapa sampai hari ini
beberapa orang melihat kulit hitam sebagai warna keberagaman,
inferioritas kesalahan di tengah foto tim,” lanjutnya.
“Saya pikir jika saya berkulit putih, saya akan mendapatkan
masalah lebih sedikit. Mungkin saya menyebabkan beberapa masalah saya
sendiri dan kadang-kadang memiliki sikap yang salah. Namun, apakah saya
akan dimaafkan lebih cepat jika berkulit putih? Saya kira ya,” sambung
striker yang dikenal Bengal itu.
“Italia bukan negara rasis, tetapi memiliki rasis di dalamnya.
Perubahan ada di tangan generasi berikutnya dan kami harus mengajarkan
anak-anak kami bahwa semua orang adalah sama, meskipun penampilannya
berbeda,” tutup Balotelli.
Sumber : http://tz.ucweb.com/4_2URK3